Search This Blog

University

Monday, March 12, 2018

Review Jurnal Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing

Nama: Bobby Kho Ricardo
NPM: 52414207
Kelas: 4IA22

Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing
Penulis: Teti Ernawati dan Agung Helmi Zulfiaji (Politeknik TEDC Bandung)

Abstrak

Efisiensi dalam penggunaan cloud computing menjadi alasan mendasar pengguna memanfaatkan teknologi cloud computing. Penelitian ini melakukan analisis dan membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah  layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum  siswa. Infrastruktur dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna (user requirements) yang diperoleh melalui metode wawancara. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metodologi eksperimen yang terdiri dari sembilan tahapan. Hasil pengujian menunjukkan prototype IaaS yang dibangun sudah berhasil memenuhi kebutuhan untuk kegiatan praktikum siswa dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan sistem yang sedang berjalan. Kinerja tersebut ditunjukkan pada efisiensi dalam setup time, ability dan access area. Kekurangan prototype IaaS terdapat pada respon time dan package install. 

kata kunci: cloud computing, infrastructure as a service, server as a service.

Pendahuluan

Cloud computing adalah satu dari model komputasi yang dapat diakses dimana saja. Cloud computing merupakan akses layanan on-demand ke sekumpulan sumber daya komputasi seperti jaringan, server, penyimpanan, aplikasi dan layanan (Mell & Grance, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Enterprise Strategy Group tahun 2012, diperoleh data bahwa 30% dari perusahaan besar telah menggunakan layanan Infrastructure as a Service (IaaS), perkembangannya sangat signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah 19% pada tahun 2011. Berdasarkan penelitian tersebut juga diperoleh data sebanyak 55% perusahaan telah mempertimbangkan atau berencana menggunakan IaaS dimasa mendatang, terdapat peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 44%. Hal ini menunjukkan terdapatnya perkembangan yang signifikan pesat pada IaaS yang didasari oleh efisiensi biaya investasi untuk infrastruktur Teknologi Informasi (TI) (CDW, 2012). 

IaaS telah banyak digunakan di berbagai bidang, satu dari berbagai bidang tersebut yaitu pendidikan. Peranan teknologi sangat berkontribusi pada dunia pendidikan (Microsoft, 2010). Pemanfaatan cloud computing dalam dunia pendidikan memungkinkan dokumentasi kegiatan pembelajaran dapat didukung oleh kapasitas penyimpanan yang lebih besar, kegiatan  riset dengan dukungan sumber daya komputasi yang powerful, bagi penyelenggara pendidikan dapat mengurangi biaya investasi untuk infrastruktur dan memungkinkan pengurangan jumlah pegawai terutama di bagian TI (Sultan, 2010). Penggunaan  layanan cloud disekolah akan menciptakan kolaborasi antara siswa dan pengajar. Terdapatnya kemudahan aksesibilitas bagi siswa dalam mengakses bahan pelajaran karena tersimpan dalam format digital sementara para pengajar dapat lebih mudah memonitor pekerjaan siswa (Manas, 2013). 

Penelitian ini bertujuan untuk membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah  layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum siswa khususnya mata pelajaran jaringan komputer siswa kelas XI (sebelas). Hasil dari penelitian ini yaitu prototype IaaS yang sudah diuji pada studi kasus di salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung. Prototype IaaS ini diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan (existing). Dalam penelitian ini Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) digunakan sebagai tools untuk membangun IaaS. Tools ini digunakan dengan dengan pertimbangan UEC merupakan teknologi open source sehingga tidak memerlukan biaya untuk lisensi, proses update dan berlangganan.  

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi eksperimen yang terdiri dari 9 (sembilan) tahapan,  ditunjukkan pada gambar. 

Hasil dan Pembahasan

Hasil pengujian diawali dengan proses pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan oleh para penguji. Data diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu 
  • Data hasil pengujian berdasarkan kesesuaian sistem yang dibangun dengan user requirements.
  • Data hasil pengujian berdasarkan kinerja sistem, diperoleh melalui perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang dibangun.

Data hasil uji terhadap kebutuhan pengguna terhadap sistem 
Tabel 5. Hasil pengujian kesesuaian kebutuhan pengguna 

Data hasil uji terhadap kinerja sistem
1. Setup time
Untuk pengujian setup time dihitung rata-rata waktu setup yang diperlukan untuk instalasi Operating System (OS) Linux pada sistem cloud dan non-cloud.



2. Response time
Pengujian untuk parameter respon time dilakukan dengan mengambil rata-rata waktu respon terhadap satu kali eksekusi masing-masing perintah pada sistem cloud dan non-cloud. 
Perintah yang diujicobakan dalam pengujian ini terdiri dari vim, ifconfig, apt-get install, iptables, ssh x.x.x.x.


3. Access Area
Jarak maksimum antara pengguna dengan server untuk mengakses   sistem cloud dan non-cloud.

4. Package Install
Kemampuan sistem untuk menginstal paket melalui CD/DVD installer atau melalui repository internet pada sistem cloud dan non-cloud

5. Ability
Jumlah server virtual yang dihasilkan oleh sistem cloud dan non-cloud diperoleh melalui simulasi praktikum dengan cara memaksimalkan kemampuan perangkat keras untuk mendapatkan server virtual.


Analisa Hasil Pengujian

Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengujian prototype IaaS yang dibangun. Hasil pengujian fungsionalitas pada Tabel 5 adalah berhasil, tersedianya server dan terdapatnya efisiensi proses evaluasi pembelajaran. Efisiensi ditunjukkan pada berkurangnya waktu yang diperlukan pengajar untuk mengevaluasi hasil praktikum siswa. Hasil uji pada Tabel 5 menunjukkan bahwa prototype IaaS yang dibangun telah memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum.

Pada pengujian setup time, sistem cloud memiliki rata-rata waktu yang lebih singkat dalam melakukan setup satu server virtual yaitu 23.33 menit lebih cepat dibandingkan dengan sistem non-cloud.

Untuk pengujian response time, sistem cloud memiliki rata-rata response time 2.33 detik lebih lama dibanding sistem cloud.

Pengujian akses area menunjukkan sistem cloud memungkinkan pengguna mengakses sistem melalui interface sistem, LAN, WAN dan bahkan internet. Pada sistem noncloud hasil uji menunjukkan bahwa  akses hanya dapat dilakukan melalui interface sistem dan LAN saja. 

Pengujian package install, sistem cloud instalasi paket-paket pendukung server hanya dapat dilakukan melalui repository internet. Pada sistem non-cloud paket-paket pendukung server dapat diinstal melalui CD/DVD installer dan repository internet. 

Untuk pengujian ability, server virtual yang dihasilkan dapat mencapai 4 server virtual, sedangkan pada sistem non-cloud hanya dapat mencapai rata-rata 2-3 server

Kelebihan, Kekurangan dan Kesimpulan

Pada penelitian ini telah dijelaskan bagaimana pembangunan IaaS dengan menggunakan UEC. Terdapat empat tahapan, yaitu: pengecekan ketersediaan sumber daya node controller, pengecekan ketersediaan image untuk server, running instance dan terminate instance. Hasil uji diperoleh data hasil uji terhadap fungsionalitas sistem menunjukkan bahwa IaaS yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna; untuk uji kinerja sistem, efisiensi diperoleh pada paramenter setup time yaitu 23.33 menit lebih cepat dibandingkan sistem non cloud; untuk  ability dapat menyediakan 4 server virtual  sementara sistem non cloud hanya 2 server; dan access area yang lebih luas. IaaS yang dibangun memiliki kekurangan pada respon time yaitu 2.33 detik lebih lambat dibandingkan sistem non cloud dan package install yang kurang fleksibel karena harus selalu terkoneksi repository internet. 

Untuk penelitian selanjutnya, perlu dikembangkan layanan IaaS untuk web hosting, storage service, disaster recovery and backup service, serta networking service; fleksibilitas akses dengan  menggunakan Wireless LAN (WLAN); penambahan fitur akses Virtual Private Network (VPN) untuk mengelola hak akses. Eksperimen selanjutnya sangat dimungkinkan untuk dilakukan pada sektor yang lain seperti di sektor industri atau di lembaga pemerintahan.


Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing
Penulis: Teti Ernawati dan Agung Helmi Zulfiaji (Politeknik TEDC Bandung)

0 comments:

Post a Comment